Pawai Marine ini menunjukkan bahwa Sabang memiliki nelayan dan panglima laot yang sangat menjaga kekayaan bahari di kota tersebut. Boat-boat nelayan yang dihias dengan pernak-pernik melakukan atraksi laut di depan Tugu Merah Putih. Para nelayan yang berpakaian khas juga menabuh rapai sebagai bentuk kuatnya tradisi melaut dengan budaya leluhur di Provinsi Aceh.
Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi, mengatakan bahwa Pawai Marine merupakan bagian dari SMF23 yang mengangkat konsep budaya dan tradisi melaut nelayan Pulau Weh. Konsep ini adalah culture baharinya dan juga sebagai bentuk upaya pelestarian kekayaan bahari dan tradisi nenek moyang terhadap bahari di Sabang. Selain nelayan, pawai marine juga melibatkan wind surfer, paramotor, flying boarding, dan jet ski, yang unjuk kebolehan dalam menghibur ribuan masyarakat Sabang yang menyaksikan kegiatan ini.
Seluruh pihak terlibat dalam Pawai Marine ini, seperti Lanal Sabang, BASARNAS, dan Dinas Kelautan dan Perikanan yang telah berkoordinasi dengan para nelayan dan panglima laot. Usai melakukan konvoi, Panglima Laot Sabang memberikan sekarung ikan kepada Pj Wali Kota Sabang. Pemberian ikan ini, yang merupakan hasil kekayaan bahari Pulau Weh, menunjukkan ketegasan para nelayan dalam menjaga laut Sabang.[]