24 C
id

Peran Adat dan Ajaran Islam dalam Masyarakat Aceh: Antara Kesinambungan Budaya dan Kesesuaian Syariat

Peran Adat dan Ajaran Islam dalam Masyarakat Aceh: Antara Kesinambungan Budaya dan Kesesuaian Syariat
Pengukuhan Majelis Adat Aceh (MAA) Perwakilan di Jakarta. (Foto: Dok MAA)
BANDA ACEH - Ketua Kolektif Kolegial Majelis Adat Aceh (MAA) Provinsi, Tgk Yusdedi, mengungkapkan betapa pentingnya adat dan ajaran Islam dalam masyarakat Aceh. Menurutnya, keduanya tak bisa dipisahkan, sama seperti zat dan sifat yang tak dapat dipisahkan.

Dalam pepatah Aceh yang sering dikutip, "Hukôm Ngön Adat H'an jeuët Cré, Lagèë Zat Ngön Sifeuët", terdapat makna bahwa hukum dan adat tak dapat dipisahkan seperti zat dan sifat yang tak dapat dipisahkan. Hal ini menunjukkan betapa adat dan agama memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Aceh.

Namun, Tgk Yusdedi menekankan bahwa adat Aceh harus tetap dijalankan sesuai dengan syariat Islam. Ajaran Islam memberikan spirit yang tinggi bagi pelaksanaan adat istiadat di Aceh. Oleh karena itu, tidak boleh ada usaha untuk membenturkan adat dengan ajaran Islam dan tidak boleh terjadi pelaksanaan adat yang bertentangan dengan syariat Islam.

Terkait dengan hal ini, Tgk Yusdedi menekankan bahwa adat Aceh bukanlah norma yang kaku dan pasif. Adat Aceh adalah norma yang dinamis, sejalan dengan jiwa orang Aceh yang selalu menginginkan perubahan menuju perbaikan hidup yang terus berkembang dari hari ke hari. Dengan demikian, adat Aceh selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Dalam konteks ini, Tgk Yusdedi juga menyoroti pentingnya membangun kesadaran masyarakat Aceh tentang keberlangsungan adat dan ajaran Islam. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat dapat memahami bahwa adat yang dijalankan haruslah sejalan dengan ajaran Islam yang telah dianut. Juga, perlu disadari bahwa adat yang tidak sejalan dengan syariat Islam harus disesuaikan atau diubah.

Tgk Yusdedi juga menegaskan bahwa masyarakat Aceh harus memperkuat komitmen untuk menjaga adat dan ajaran Islam sebagai identitas budaya yang membedakan Aceh dengan daerah lainnya. Selain itu, masyarakat Aceh juga harus memahami bahwa adat dan ajaran Islam merupakan sumber kearifan lokal yang berharga, dan perlu dipelihara agar dapat terus menjadi warisan yang diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Dalam hal ini, peran para ulama dan tokoh adat Aceh sangat penting dalam memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya adat dan ajaran Islam. Mereka dapat menjadi fasilitator dan penggerak dalam membangun kesadaran dan memperkuat komitmen masyarakat Aceh dalam menjaga adat dan ajaran Islam sebagai identitas budaya yang harus dijaga.

Dalam kesimpulannya, Tgk Yusdedi menegaskan bahwa adat dan ajaran Islam merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam masyarakat Aceh. Adat haruslah dijalankan sesuai dengan syariat Islam, dan masyarakat harus memperkuat kesadaran tentang pentingnya menjaga adat dan ajaran Islam sebagai identitas budaya yang berharga. Dengan begitu, adat Aceh akan terus berkembang dan tetap menjadi warisan yang diwariskan kepada generasi selanjutnya.[]

Ohya, Sahabat Pembaca.. Jika kalian punya cerita unik, artikel menarik, tips berguna atau pun berita kejadian terkini, Silakan kirim ke Admin Acheh Network..!!
Whatsapp:
0812-6537-7302 (Pesan saja/tidak menerima panggilan telepon)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Tinggalkan Komentar Anda

Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

REKOMENDASI UNTUK ANDA