Prabowo dan Anies Makin Sering Tampil, Pengamat: Mengejar Ketertinggalan Elektabilitas dari Ganjar

Prabowo dan Anies (Foto: IST)

JAKARTA - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengungkapkan pandangannya tentang mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang semakin sering tampil di depan publik. Menurut Adi, keduanya melakukannya untuk terus menjadi pembicaraan menjelang Pilpres 2024.

Menurut Adi, Anies dan Prabowo berusaha menciptakan momen politik seperti menonton konser musik atau film, serta safari politik, untuk terus menjadi populer dan disukai oleh publik. Hal ini merupakan bagian dari kerja politik yang dilakukan agar mereka menjadi target yang dipilih di Pilpres 2024.

Adi juga mengatakan bahwa cara-cara politik semacam itu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan elektabilitas dari Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, yang beberapa survei menunjukkan merajai survei. Survei elektabilitas kandidat capres selalu menempatkan Ganjar, Prabowo, dan Anies di urutan tiga besar, meski belakangan Ganjar dominan unggul.

Survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo unggul sejak akhir 2019 hingga pertengahan 2022. Namun, survei yang dirilis Oktober 2022 mencatat, tingkat elektoral Ketua Umum Partai Gerindra itu tergeser oleh Ganjar. Elektabilitas Ganjar naik di urutan pertama dari 22 persen pada survei Juni 2022 menjadi 23,2 persen pada survei Oktober 2022. Sementara, Prabowo turun dari 25,3 persen pada survei Juni 2022 menjadi 17,6 persen pada survei Oktober 2022. Merosotnya elektabilitas Prabowo itu menempatkannya di urutan kedua.

Survei Litbang Kompas terbaru yang dirilis Februari 2023 menunjukkan bahwa Ganjar masih bercokol di urutan pertama dengan elektabilitas 25,3 persen. Angka itu naik 2,1 persen dibandingkan periode sebelumnya. Lalu, Prabowo berada di urutan kedua dengan tingkat elektoral 18,1 persen, naik 0,5 persen dari survei Oktober 2022. Di posisi ketiga, Anies mencatatkan elektabilitas 13,1 persen. Besaran itu turun hingga 3,4 persen dibandingkan survei 4 bulan sebelumnya.[]