24 C
en

Sejarah Kerajaan Negeri Daya di Aceh: Kisah Asal Usul Penamaan dan Asal Penduduk Asli Daya

Kerajaan Negeri Daya, Lhan Na, Lamno, Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah, Ulee Balang, Bangsa Lanun, Penduduk Asli, Bangsa Samang, Kerajaan Aceh Darussalam, Perang Aceh, Sultan Haidar Bahiyan Syah, Raja Pidie, Raja Pasai, Raja Nagor, Nama Negeri Daya, Penduduk Daya, Agama Islam, Nama Lamno, Peukan Lamno, Orang Lhan, Serdadu Marsose, Negeri Keuluang, Raja Keuluang
Pemandangan Alam Aceh Jaya
Achehnetwork.com - Di wilayah Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, terdapat sebuah kerajaan bernama Kerajaan Negeri Daya atau Kerajaan Daya.

Kerajaan ini awalnya berlokasi di Lhan Na, yang sekarang dikenal sebagai Lamno.

Kerajaan Negeri Daya didirikan pada tahun 1480 Masehi oleh raja pertamanya, Sulthan Salathin Alaidin Ri’ayat Syah, yang lebih dikenal dengan julukan Poteu Meureuhom Daya atau Cik Po Kandang.

Kerajaan Negeri Daya merupakan bagian dari Kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sulthanah Siti Hur Khairil Barri Wal Bahriyah pada tahun 1520–1553.

Pada abad ke-17, wilayah Aceh Barat berkembang menjadi beberapa kerajaan kecil yang dipimpin oleh Ulee Balang.

Beberapa kecamatan di wilayah ini termasuk Kluang, Lamno, Kuala Lambeusoe, Kuala Daya, dan Kuala Unga.

Selain itu, terdapat juga Babah Awe, Krueng No, Crak Mong, Lhok Kruet, Babah Nipah, Lageun, Lhok Geulumpang, Rameue, Lhok Rigaih, Krueng Sabee, Teunom, dan Panga.


Penduduk Asli Negeri Daya

Penduduk asli yang bermukim di Kerajaan Negeri Daya diduga berasal dari bangsa Lanun.

Bangsa ini juga dikenal sebagai "Lhan" atau bangsa Samang oleh orang Aceh.

Mereka datang dari Semenanjung Malaka, Hindia Belakang, Burma, dan Champa.

Terdapat dugaan bahwa mereka memiliki hubungan dengan bangsa Mongolia yang datang dari kaki bukit Himalaya.

Pendatang dari bangsa Lanun yang belum beragama ini awalnya tinggal di hulu Sungai Daya, di sebuah dusun yang disebut Lhan Na atau Lam No.

Seiring berjalannya waktu, penduduk asli di hulu Sungai Daya tersebut bercampur dengan pendatang baru.

Setelah orang-orang dari Aceh Besar dan Pasai yang beragama Islam datang ke Daya, sebagian besar penduduk di pesisir negeri Daya juga memeluk agama Islam.

Lanjut Halaman 2..

Asal Mula Penamaan Negeri Daya dan Lamno

Nama "Negeri Daya" memiliki asal usul yang menarik. Ketika terjadi perang antara Raja Pidie dan Raja Pasai pada pertengahan abad ke-15 Masehi, terjadi pemberontakan oleh Raja Nagor, mantan pahlawan Pasai yang dihukum.

Dalam pertempuran tersebut, Raja Pasai kalah, dan Sultan Haidar Bahiyan Syah tewas.

Raja Nagor Pidie merebut takhta Pasai pada tahun 1417 dan memerintah negeri tersebut. Namun, terjadi banyak pertentangan dengan keturunan keluarga Sultan Pasai, sehingga banyak yang dibunuh. 

Beberapa keturunan keluarga Pasai melarikan diri dan membuka negeri baru, salah satunya sampai ke Daya.

Negeri ini diberi nama "Tidak Berdaya" karena menggambarkan keadaan mereka yang merasa tidak berdaya dan telah berusaha dengan segenap upaya mereka.

Lama kelamaan, penamaan ini berubah menjadi "Daya" saja.

Demikian pula, penamaan "Lamno" memiliki cerita di baliknya.

Ketika Raja Daya melakukan ekspedisi ke hulu Sungai Daya untuk memeriksa penduduk negeri, mereka sampai di tempat yang sekarang dikenal sebagai Peukan Lamno (Pasar Lamno).

Di sana, mereka menemukan penduduk kampung yang mirip dengan orang Lanun dari Malaya atau Hindia Belakang.

Orang Lanun disebut "orang Lhan" oleh orang Aceh.

Orang-orang Lhan masih hidup dalam keadaan liar dan tidak mengenakan pakaian kain, tetapi menggunakan pakaian dari kulit kayu dan kulit binatang yang tipis.

Karena adanya penduduk Lhan di tempat itu, tempat tersebut disebut "Lhan Ka Na" atau "Lhan Na", yang berarti orang Lhan telah ada di sana.

Pada masa Kesultanan Aceh Darussalam, tempat ini disebut "Lam Na". Ketika Belanda datang, pengucapannya berubah menjadi "Lam No".

Lanjut Halaman 3..

Serdadu-serdadu Marsose dari suku Jawa juga menyebutnya dengan sebutan "Lanno".

Dalam sejarahnya, Kerajaan Negeri Daya terbagi menjadi beberapa daerah, salah satunya adalah Negeri Keuluang yang dipimpin oleh Raja Keuluang.

Daerah ini meliputi Keuluang, Lam Beusoe, Kuala Daya, dan Kuala Unga.

Misalnya, Kuala Lam Beuso awalnya disebut demikian karena terdapat perahu yang muatannya berisi besi dan perahu tersebut terdampar di kuala.

Oleh karena itu, nama Kuala Lam Beuso berubah menjadi Lam Beuso.


Kisah asal usul Kerajaan Negeri Daya dan penamaan tempat di sekitarnya memberikan gambaran menarik tentang sejarah dan budaya daerah tersebut.(*)

Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di Google News

Ikuti kami di Fb Acheh Network Media

Older Posts
Newer Posts