Makin Panas! Konflik Agraria di Pulau Rempang Meningkat, Kantor Kecamatan Jadi Markas Brimob
![]() |
Aparat Keamanan Siap Siaga (Walhi Riau) |
News, Acheh Network - Konflik agraria di Pulau Rempang, Provinsi Kepulauan Riau, telah mencapai titik kritis, menyebabkan bentrokan antara masyarakat setempat dan aparat keamanan.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Riau telah turun tangan untuk memadvokasi masyarakat yang terdampak oleh konflik tersebut.
Pada Sabtu, 16 September 2023, WALHI Riau mengadakan pertemuan dengan masyarakat Pulau Rempang di Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate.
Organisasi lingkungan hidup independen ini telah melalui akun Instagram mereka, @walhiriau, mengungkapkan bahwa masyarakat setempat menolak relokasi yang diajukan oleh pemerintah.
"Masyarakat tetap menolak relokasi dan meminta pemerintah untuk menghentikan penempatan pasukan militer di kampung mereka karena seluruh masyarakat, terutama anak-anak, mengalami trauma akibat kejadian pada 7 September 2023," tulis WALHI Riau dalam unggahan mereka.
Dalam pertemuan tersebut, beberapa warga Pulau Rempang berani mengungkapkan keluh kesah mereka.
Salah satu warga menggambarkan betapa tertekannya masyarakat setempat akibat perubahan fungsi Kantor Kecamatan menjadi markas Brimob.
"Kantor camat itu sudah berubah fungsi, jadi markasnya Brimob, yang membuat masyarakat juga jadi tertekan. Jadi, masyarakat sekarang ini merasa ketakutan," kata salah satu warga.
Bukan hanya itu, seorang guru di Pulau Rempang juga melaporkan bahwa murid-muridnya merasa sangat takut ketika melewati pos-pos keamanan yang sekarang ditempati oleh aparat.
"Saya sebagai guru dan anak didik saya sampai takut mau melewati pos. Biasanya, tempat anak-anak sekolah ngetem, sekarang sudah diganti mereka aparat yang ngetem," ungkapnya.
Lebih lanjut, guru perempuan tersebut juga mengungkapkan bahwa murid-muridnya telah mengalami ketakutan dan dampak mental yang serius.
"Jadi, anak-anak itu beralasan takut mau ke sekolah, takut sama aparat. Betul-betul takut, anak-anak kami semua kena mental," tambahnya.
Konflik ini berasal dari pengembangan proyek Rempang Eco City yang akan mengubah Pulau Rempang menjadi kawasan industri, perdagangan, dan pariwisata yang terintegrasi.
Konflik ini telah menciptakan ketegangan di antara masyarakat setempat dan pemerintah, yang kini harus diselesaikan untuk mencapai solusi yang adil bagi semua pihak.(*)
Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di Google News