Search
24 C
en
  • About Us
  • Contact Us
  • Info Beriklan
Acheh Network - Aktual, Faktual dan Menarik
  • Home
  • Bahasa Aceh
    • Seujarah
    • Tamasya
    • Eleumee
  • History
    • Sejarah Aceh
    • Sejarah Nusantara
    • Sejarah Dunia
  • Lifestyle
    • Travel
    • Kuliner
  • News
  • Ragam
  • Edukasi
  • Inovasi
  • Opini
Acheh Network - Aktual, Faktual dan Menarik
Search
Home Sejarah Aceh Pasukan Marsose: Pasukan Elit Belanda Bentukan Muhammad Syarif yang Menguasai Aceh
Sejarah Aceh

Pasukan Marsose: Pasukan Elit Belanda Bentukan Muhammad Syarif yang Menguasai Aceh

Pasukan Marsose, juga dikenal sebagai "Londo Ireng" atau Belanda Hitam oleh orang Jawa, adalah pasukan elit yang dibentuk oleh Belanda dengan tujuan a
Redaksi
Redaksi
02 Sep, 2023 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Pasukan Marsose, Marsose Aceh, Perang Aceh, Invasi Belanda ke Aceh, Muhamad Syarif, Perlawanan Gerilya Aceh
Pasukan Marsose Belanda (Foto: Ist)
Acheh Network - Pasukan Marsose, juga dikenal sebagai "Londo Ireng" atau Belanda Hitam oleh orang Jawa, adalah pasukan elit yang dibentuk oleh Belanda dengan tujuan awal untuk menghancurkan perlawanan gerilyawan di Kesultanan Aceh.

Pasukan ini memiliki sejarah yang unik, dengan peran penting dalam invasi Belanda ke Aceh pada abad ke-19.

Muhamad Syarif, seorang pribumi asli Pulau Sumatra dengan darah Minang, adalah tokoh utama di balik pembentukan pasukan ini.


Pada masa invasi Belanda ke Aceh, pemerintah kolonial Belanda sangat khawatir bahwa kekuatan asing dari negara-negara penjajah lain akan mengambil alih Aceh sebelum mereka. Ini akan mengancam kedudukan Belanda di Pulau Sumatra dan Selat Malaka.

Untuk mencegah kemungkinan tersebut, Belanda membuat Perjanjian Sumatra atau Traktat Sumatra dengan Inggris, yang melepaskan tanggung jawab mereka atas Aceh jika Belanda memutuskan untuk menginvasinya.


Belanda mulai menekan Kesultanan Aceh dengan menggunakan Traktat Sumatra sebagai dasar hukum. Namun, Aceh menentang dengan keras tindakan tersebut dan mencari bantuan dari luar negeri.

Pada 1 April 1873, Belanda mengeluarkan maklumat perang, dan kemudian mengirim armada perang ke Aceh di bawah pimpinan Jenderal Kholer.


Setelah beberapa pertempuran, Istana Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada 31 Januari 1874, dan kedudukan Sultan Aceh diambil alih oleh Van Swieten.

Meskipun demikian, Kesultanan Aceh tidak menyerah, dan perlawanan terus berlanjut dengan sultan dan para pemimpin yang mengungsi ke daerah Lueng Bata, serta banyak kelompok perlawanan di luar Aceh Besar yang terus melawan Belanda.


Ketika banyak pemimpin Aceh menyerah atau gugur dalam pertempuran, termasuk Sultan Aceh terakhir, perlawanan kemudian diambil alih oleh para ulama yang memobilisasi semangat perang jihad fi sabilillah.

Rakyat Aceh mulai melancarkan perang gerilya, menyerang benteng-benteng dan posisi tentara Belanda. Inilah yang membuat perang gerilya semakin sulit bagi Belanda.


Muhamad Syarif, yang saat itu menjabat sebagai Jaksa Kepala di Kutaraja (Banda Aceh), memiliki ide brilian.

Menurutnya, pasukan gerilya harus dihadapi dengan pasukan yang memiliki kemampuan gerilya yang sama.

Pasukan tersebut harus menguasai senjata tradisional seperti Klewang, Rencong, serta mampu berduel dan menggunakan senjata api, sambil dapat bertahan hidup di hutan dengan perbekalan yang minimal.


Ide Muhamad Syarif ini disampaikan kepada Kepala Gubernur Militer Aceh saat itu, Jenderal Van Teijn, dan Kepala Stafnya, Kapten J.B. Van Heutsz.

Ide ini diterima dengan baik, dan Belanda kemudian membentuk pasukan khusus yang dikenal sebagai "Marsose."


Pasukan Marsose direkrut dari berbagai suku di Indonesia, terutama dari Ambon dan Menado, serta termasuk orang Jawa, Madura, Bugis, dan lainnya.

Mereka dipilih berdasarkan keberanian individual, kemampuan bertahan hidup di hutan, dan ketrampilan dalam perang kontra gerilya, seperti melacak jejak dan menentukan arah mata angin.


Meskipun pasukan Marsose secara resmi dibentuk pada 2 April 1890, mereka baru menjadi pasukan para-komando beberapa bulan kemudian, pada Desember 1895, di bawah komando Kapten G.W.J. Graafland.


Pasukan Marsose kemudian berhasil dalam melaksanakan misi mereka. Mereka membuat perlawanan gerilya Aceh semakin sulit, bahkan menyasar warga sipil Aceh yang tidak terlibat dalam perang. 

Perjuangan gerilya rakyat Aceh berkurang secara signifikan, kecuali kelompok-kelompok perlawanan kecil.


Dua serangan Marsose yang paling mematikan dalam sejarah perang Aceh adalah serangan terhadap benteng Aneuk Galong pada 28 Juni 1896 dan ekspedisi ke daerah Gayo dan Alas pada tahun 1904 yang dipimpin oleh Letkol G.C.E. Van Daalen.

Dalam serangan tersebut, pasukan Marsose melakukan kekejaman yang mengerikan, mengakibatkan banyak korban di antara pejuang Aceh dan warga sipil.


Penghargaan khusus diberikan kepada Muhamad Syarif oleh Belanda atas peran pentingnya dalam membantu merencanakan strategi untuk mengatasi perlawanan Aceh.

Dia dianugerahi bintang tanda jasa oleh Belanda dan diangkat sebagai Raja di Kerajaan Skala Brake Lampung dengan gelar Pangeran Djajadilampoeng II.(*)

Tag Sejarah Aceh
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Follow Us

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
instagram Follow

Featured Post

6 Kuliner Khas Bengkulu yang Bikin Ngiler, Mau-mau Lagi, Harus Kamu Cicipi Kalau Kamu ke Bengkulu, ya Guys

Redaksi- Monday, September 25, 2023 0
 6 Kuliner Khas Bengkulu yang Bikin Ngiler, Mau-mau Lagi,  Harus Kamu Cicipi Kalau Kamu ke Bengkulu, ya Guys
Kuliner Khas Bengkulu (Foto: TravelingYuk) AchehNetwork.com - Bengkulu, sebuah provinsi di Pulau Sumatera, Indonesia, menyimpan rahasia kuliner yang menggo…

Kuliner

Recent Posts Kuliner

Trending Post

Polisi Amankan Seorang Wanita Diduga Edarkan Uang Palsu di Bener Meriah

Polisi Amankan Seorang Wanita Diduga Edarkan Uang Palsu di Bener Meriah

Wednesday, September 20, 2023
Kecelakaan Hebat di Tikungan Gunung Geurutee Aceh Jaya: Arus Lalu Lintas Macet

Kecelakaan Hebat di Tikungan Gunung Geurutee Aceh Jaya: Arus Lalu Lintas Macet

Tuesday, September 19, 2023
Polisi Berhasil Menangkap Dua Pengedar Ganja di Bener Meriah

Polisi Berhasil Menangkap Dua Pengedar Ganja di Bener Meriah

Thursday, September 21, 2023
Warga Asal Tapak Tuan Tenggelam di Pulo Tuan Aceh Besar, Tim SAR Banda Aceh Lakukan Evakuasi

Warga Asal Tapak Tuan Tenggelam di Pulo Tuan Aceh Besar, Tim SAR Banda Aceh Lakukan Evakuasi

Tuesday, September 19, 2023
Wanita di Bener Meriah Dibacok ODGJ saat Memasak

Wanita di Bener Meriah Dibacok ODGJ saat Memasak

Sunday, September 24, 2023
Kasus Penculikan dan Pembunuhan: Ibu Alm. Imam Masykur Diperiksa di Polda Metro Jaya

Kasus Penculikan dan Pembunuhan: Ibu Alm. Imam Masykur Diperiksa di Polda Metro Jaya

Thursday, September 21, 2023
Acheh Network - Aktual, Faktual dan Menarik

About Us

Acheh Network Media Online dari Aceh menyajikan Berita Terkini, Sejarah, Budaya, Traveling, Kuliner serta informasi menarik lainnya.

Kami menerima kiriman artikel berupa opini mau pun berita dari pembaca dengan menyertakan biodata diri dan melalui proses editing dari editor Acheh Network sebelum dipublikasikan

Contact us: achehnetwork.redaksi@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Acheh Network - Aktual, Faktual dan Menarik
  • Disclaimer
  • Policy
  • Terms
  • Sitemap
  • Pedoman