Search
24 C
en
  • About Us
  • Contact Us
  • Info Beriklan
Acheh Network - Aktual, Faktual dan Menarik
  • Home
  • Travel
    • Wisata
    • Kuliner
  • News
  • Bisnis
  • Ragam
  • History
  • Other
    • Techno
    • Tour
    • Opini
    • Basa Aceh
Acheh Network - Aktual, Faktual dan Menarik
Search
Home Ragam Jangan hanya Mengenal Bentuk, Berikut Sejarah Jam Gadang yang Menjadi Ikon Bukittinggi yang Merentang Waktu
Ragam

Jangan hanya Mengenal Bentuk, Berikut Sejarah Jam Gadang yang Menjadi Ikon Bukittinggi yang Merentang Waktu

Jam Gadang, ikon Kota Bukittinggi di Provinsi Sumatera Barat, bukan sekadar menara bersejarah.
Redaksi
Redaksi
22 Oct, 2023
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Jam Gadang Bukit Tinggi
Jam Gadang Bukit Tinggi (pixabay)

AchehNetwork.com - Jam Gadang, ikon Kota Bukittinggi di Provinsi Sumatera Barat, bukan sekadar menara bersejarah.

Ia adalah saksi bisu bagi perjalanan panjang kota ini dan memiliki kisah yang tak kalah menariknya.


Selain berfungsi sebagai landmark kota, Jam Gadang juga memainkan peran penting sebagai jam publik yang mengukur waktu bagi penduduk setempat, membantu mereka menjalani kehidupan sehari-hari.


Dilansir AchehNetwork.com dari katasumbar.com, dengan jam berukuran besar berdiameter 80 cm di keempat sisinya, tidak mengherankan jika ia disebut "Jam Gadang," yang dalam bahasa Minangkabau berarti "jam besar."

Jam Gadang yang mengagumkan ini, kini telah menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat populer di Kota Bukittinggi dan Provinsi Sumatera Barat.


Namun, sebelum keindahannya dikenal luas, pembangunan menara ini merupakan sebuah inisiatif yang sangat bersejarah. Antara tahun 1925 hingga 1927, Jam Gadang mulai menghiasi Bukittinggi atas inisiatif Hendrik Roelof Rookmaaker.

Rookmaaker adalah seorang kontrolur atau sekretaris kota Fort de Kock (nama sebelumnya untuk Bukittinggi) pada masa pemerintahan Hindia Belanda.


Menara jam yang menjulang setinggi 27 meter ini secara resmi diresmikan pada 25 Juli 1927.

Namun, yang membuatnya semakin istimewa adalah bahwa Jam Gadang adalah hadiah dari Ratu Belanda Wilhelmina.


Proyek pembangunan Jam Gadang dipimpin oleh seorang arsitek asal Koto Gadang bernama Yazid Rajo Mangkuto, sementara pelaksana pembangunan adalah Haji Moran, dengan bantuan St. Gigi Ameh. 

Bahkan, peletakan batu pertama dilakukan oleh putra pertama Rookmaaker, yang saat itu baru berusia enam tahun.


Membangun Jam Gadang membutuhkan dana yang cukup besar, sekitar 15.000 Gulden, di luar biaya upah para pekerja yang mencapai 6.000 Gulden.

Dana tersebut didapat dari Pasar Fonds, sebuah badan pengelola dan pengumpul pajak dari pasar-pasar di Bukittinggi.


Selama perjalanan sejarahnya, Jam Gadang mengalami tiga kali perubahan bentuk atapnya.

Awalnya, pada masa pemerintahan Hindia Belanda, atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan yang menghadap ke arah timur.

Kemudian, selama pendudukan Jepang, atapnya diubah menyerupai Kuil Shinto.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1953, atap Jam Gadang kembali diubah menjadi bentuk gonjong, yang mirip dengan atap rumah adat Minangkabau dan Rumah Gadang.


Jam Gadang tidak hanya sebuah penanda waktu, tetapi juga saksi sejarah dan simbol identitas Kota Bukittinggi.

Seiring berjalannya waktu, ia terus mengukir kisah yang menakjubkan dan mempesona bagi warga dan pengunjung kota ini.(*)

Tag Ragam
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Older Posts
Newer Posts

You may like these posts

Advertisement
Advertisement
CLOSE ADS
CLOSE ADS

Follow Us

facebook Like
twitter Follow
youtube Subscribe
instagram Follow

Featured Post

Cut Nyak Dhien: Perjuangan Heroik Melawan Penjajah Belanda di Tanah Aceh, Ternyata Keturunan Minang

Redaksi- Sunday, November 26, 2023 0
Cut Nyak Dhien: Perjuangan Heroik Melawan Penjajah Belanda di Tanah Aceh, Ternyata Keturunan Minang
Cut Nyak Dhien AchehNetwork.com - Cut Nyak Dhien, seorang Pahlawan Nasional Indonesia, lahir pada 12 Mei 1848 di Aceh Besar, wilayah VI Mukim. Ayahnya bernama…

Lagi Trending

Heboh! Sepeda Motor Plat Aceh Tengah Ditemukan di Warung Kopi di Aceh Timur, Diduga Hasil Curian

Heboh! Sepeda Motor Plat Aceh Tengah Ditemukan di Warung Kopi di Aceh Timur, Diduga Hasil Curian

Monday, November 27, 2023
Banjir Kembali Hantui Aceh Tenggara Akibat Hujan Deras

Banjir Kembali Hantui Aceh Tenggara Akibat Hujan Deras

Monday, November 27, 2023
Berita Terbaru: Pemusnahan Barang Ilegal Senilai Rp 1,7 Miliar oleh Bea Cukai Aceh

Berita Terbaru: Pemusnahan Barang Ilegal Senilai Rp 1,7 Miliar oleh Bea Cukai Aceh

Monday, November 27, 2023
Potongan Tangan Korban Hilang Ditemukan di Sungai Sayeung, Diduga Diterkam Buaya

Potongan Tangan Korban Hilang Ditemukan di Sungai Sayeung, Diduga Diterkam Buaya

Sunday, November 26, 2023
Destinasi Camping Terbaru di Bener Meriah: Lembah Pentagon, Surga Alam yang Menyegarkan

Destinasi Camping Terbaru di Bener Meriah: Lembah Pentagon, Surga Alam yang Menyegarkan

Tuesday, November 28, 2023
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Hancur Tertembus Serangan Israel

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Hancur Tertembus Serangan Israel

Sunday, November 26, 2023
Hendri Yono dan DPRA: Aksi Peduli dan Panggilan Tanggap Darurat di Tengah Banjir Trumon

Hendri Yono dan DPRA: Aksi Peduli dan Panggilan Tanggap Darurat di Tengah Banjir Trumon

Sunday, November 26, 2023

Kuliner

Recent Posts Kuliner
Acheh Network - Aktual, Faktual dan Menarik

About Us

Acheh Network Media Online dari Aceh menyajikan Berita Terkini, Sejarah, Budaya, Traveling, Kuliner serta informasi menarik lainnya.

Kami menerima kiriman artikel berupa opini mau pun berita dari pembaca dengan menyertakan biodata diri dan melalui proses editing dari editor Acheh Network sebelum dipublikasikan

Contact us: achehnetwork.redaksi@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Acheh Network
  • Disclaimer
  • Policy
  • Terms
  • Sitemap
  • Pedoman