Ratusan Warga Palestina Tewas Imbas Serangan Balik Israel, Kedubes Indonesia di Amman: Tidak Ada WNI Jadi Korban Serangan Israel di Gaza
![]() |
Roket dari Gaza menghantam jalan Kota Ashkelon di Israel, Sabtu (07/10). (REUTERS/BBC) |
Amman, AchehNetwork.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Yordania, memberikan kabar berita bahwa hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam serangan yang dilakukan oleh Israel di wilayah Gaza.
Dalam catatan KBRI, tercatat 13 WNI yang berdomisili di wilayah Gaza.
"Pemerintah Indonesia, melalui KBRI Amman, KBRI Kairo di Mesir, dan KBRI Lebanon, terus memantau situasi terkini WNI dan berkoordinasi dengan simpul-simpul WNI di Gaza," demikian keterangan pers dari KBRI Amman, yang dikutip dari BBC News Indonesia pada hari Minggu (08/10).
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa 256 warganya telah tewas, termasuk 20 anak-anak, akibat serangan balik yang dilakukan oleh Israel sejak Sabtu (07/10).
Lebih dari 1.788 orang juga dilaporkan mengalami luka-luka.
Israel melancarkan serangan terhadap wilayah Gaza sebagai respons terhadap serangan mendadak yang dilakukan oleh kelompok milisi Hamas.
Menurut keterangan dari tentara Israel, serangan tersebut mencakup serangan darat, udara, dan laut oleh Hamas, yang mengakibatkan kematian sekitar 600 warga Israel.
Selain itu, sekitar 1.000 orang terluka dan lebih dari 5.000 roket diluncurkan oleh milisi Hamas dari Gaza ke wilayah Israel.
Ada laporan yang menyebutkan bahwa beberapa warga Israel telah dibawa ke Gaza sebagai sandera oleh milisi Hamas.
Menurut Kedutaan Besar Israel untuk Amerika Serikat, sekitar 100 warga Israel telah disandera, termasuk warga sipil dan tentara.
Hamas adalah organisasi Palestina yang melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Tentara Israel telah menginstruksikan warga di tujuh wilayah berbeda di Gaza untuk meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di pusat kota atau tempat penampungan.
Israel juga mengumumkan rencananya untuk memutus pasokan listrik, bahan bakar, dan barang ke Gaza, sesuai dengan laporan media yang mengutip pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Kementerian Luar Negeri Thailand juga melaporkan kemungkinan adanya dua pekerja Thailand yang diculik dan disandera oleh kelompok milisi Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Israel sedang berperang dan bersumpah bahwa Hamas, penguasa Gaza, akan "membayar harga yang belum pernah diketahui sebelumnya" atas serangan mereka.
Serangan ini merupakan salah satu eskalasi paling serius dalam konflik Israel-Palestina dalam beberapa tahun terakhir.
Serangan milisi Palestina Hamas dilakukan dengan cara yang mengesankan ketika mereka berhasil melewati pagar perbatasan yang sangat ketat di dunia.
Militer Israel mengklaim bahwa puluhan jet tempur telah meluncurkan serangan udara terhadap lokasi-lokasi milisi Hamas di Gaza dan telah menghancurkan 17 kompleks militer Hamas.
Mereka juga mengumumkan mobilisasi puluhan ribu pasukan cadangan.
Serangan udara Israel juga menyerang Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, menewaskan satu staf medis yang berada di sekitar rumah sakit tersebut.
Serangan ini juga merusak bangunan tempat tinggal relawan yang terletak di sekitar RS Indonesia.
Serangkaian serangan roket dari Gaza, yang merupakan serangan terbesar milisi Hamas terhadap Israel dalam beberapa tahun terakhir, dimulai segera setelah fajar pada hari Sabtu (07/10), bersamaan dengan hari Sabat Yahudi dan perayaan Simchat Torah.
Saat sirene berbunyi di seluruh Israel, militer Israel (IDF) mengumumkan bahwa "teroris" telah berhasil menyusup ke wilayah Israel di beberapa lokasi berbeda.
IDF meminta semua warga sipil di wilayah selatan dan tengah untuk segera menuju tempat penampungan di sekitar wilayah Gaza.
Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan sekelompok milisi Palestina bersenjata lengkap yang mengenakan seragam hitam bergerak di sekitar Sderot menggunakan truk pikap.
Dalam salah satu video, milisi tersebut terlibat dalam baku tembak dengan pasukan Israel di jalan-jalan Kota Sderot, yang hanya berjarak 1,6 km dari Gaza.
Terdapat laporan, yang belum dikonfirmasi oleh media Palestina, tentang sejumlah warga Israel yang telah disandera oleh kelompok milisi.
Hamas, melalui saluran media sosialnya, merilis video yang menunjukkan warga Israel ditangkap oleh para anggotanya.
Dalam beberapa video yang belum dapat diverifikasi, tampaknya sejumlah warga sipil menjadi sandera di wilayah Palestina, sebuah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Juga beredar rekaman video yang menampilkan warga Palestina di Gaza mengendarai kendaraan militer Israel.
Selama berjam-jam, saluran televisi Israel menayangkan wawancara langsung dengan orang-orang yang terjebak di rumah mereka setelah milisi Palestina masuk ke kota dan desa mereka.
Beberapa warga mengungkapkan bahwa mereka sudah lama tidak mengalami situasi seperti ini, sementara jalan-jalan di ibu kota Tel Aviv telah diblokir dan kosong.
"Restoran, kafe, semuanya ditutup dan ada perasaan terkejut, kaget, dan takut akan apa yang masih diperkirakan akan terjadi," kata penulis dan jurnalis asal Inggris, Gideon Levy, kepada BBC.
"Pagi ini, ketika roket pertama jatuh, saya masih jogging di taman, dan suaranya sangat keras."
Salah satu pemimpin dewan regional di Israel selatan, Ofir Liebstein, tewas dalam baku tembak dengan milisi ketika dia pergi membela komunitasnya.
Sementara itu, serangan roket ke arah Israel terus berlanjut sepanjang Sabtu pagi. Rumah sakit di Kota Ashkelon dan pusat kota Beer Sheva merawat para korban.
Perdana Menteri Netanyahu menegaskan, "Warga Israel, kita sedang berperang, bukan dalam operasi atau serangan, tetapi dalam perang."
Ia juga mengumumkan bahwa pihaknya telah memerintahkan mobilisasi pasukan cadangan secara besar-besaran dan berkomitmen untuk membalas serangan dengan kekuatan yang belum pernah diketahui musuhnya.
"Intelijen Israel tertidur"
Peristiwa serangan Hamas dianggap sebagai kegagalan luar biasa bagi intelijen Israel. Israel dikenal memiliki jaringan intelijen yang sangat canggih dan luas di Timur Tengah, baik dalam dan luar negeri.
Mereka memiliki sumber daya informan yang tertanam dalam kelompok milisi tidak hanya di wilayah Palestina, tetapi juga di Libanon, Suriah, dan daerah lainnya.
Di masa lalu, mereka berhasil membunuh pemimpin milisi baik dengan serangan pesawat tak berawak maupun perangkat ponsel yang digunakan sebagai jebakan.
Namun, pada saat ini, di penghujung hari raya Yahudi, tampaknya mereka kurang waspada.
Hamas berhasil merencanakan dan melancarkan serangan yang sangat terkoordinasi terhadap Israel dengan sangat rahasia.
Kehadiran Israel yang merespons dengan kekuatan besar menjadi hal yang wajar.
Namun, Israel sekarang harus mengevaluasi mengapa mata-mata mereka tidak dapat mendeteksi serangan ini dan memberikan peringatan kepada negara mereka.
Respons Internasional dan Dampak
Ada kecaman keras dari dunia internasional terhadap serangan Hamas.
Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, mengutuk serangan mengerikan tersebut dan menegaskan dukungan Inggris terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menggambarkan serangan ini sebagai "terorisme dalam bentuknya yang paling keji," sementara Amerika Serikat mengutuk kekerasan tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan pembalasan.
Sementara itu, Iran memberikan dukungan kepada serangan Palestina dan mengucapkan selamat kepada para anggota milisi.
Kementerian Luar Negeri Qatar juga menyalahkan Israel atas meningkatnya kekerasan yang sedang terjadi.
Situasi konflik ini berdampak besar dan menimbulkan ketegangan yang tinggi di Timur Tengah serta memperlihatkan perburukan situasi di wilayah tersebut.
Konflik ini semakin menjadi sorotan internasional dan mengancam perdamaian regional.(*)
Sumber: BBC