24 C
id

Gelombang Pengungsi Rohingya Sebanyak 1.084 Jiwa Membanjiri Aceh: Tantangan Kemanusiaan yang Mengharukan

Pengungsi Rohingya
Pengungsi Rohingya di Aceh (Ist)

News, AchehNetwork.com - Sebanyak 1.084 pengungsi Rohingya dari Myanmar memasuki berbagai pesisir Aceh dalam satu pekan terakhir, meninggalkan jejak dramatis perjalanan mereka melalui perahu kayu.

Kadiv Keimigrasian Kemenkumham Aceh, Ujo Sujoto, menyatakan bahwa pihaknya telah menangani situasi ini sejak tanggal 14 hingga 21 November 2023.


"Kami menangani sebanyak 1.084 pengungsi etnis Rohingya," ujar Ujo Sujoto.


Data tersebut diperoleh melalui koordinasi dengan UNHCR. Pada Selasa, 14 November 2023, 194 pengungsi tiba di Kabupaten Pidie, diikuti oleh 147 orang pada Rabu, 15 November.

Pada Minggu, 19 November, sebanyak 232 pengungsi datang lagi ke Pidie, sementara 256 orang mendarat di Kabupaten Bireuen.


Tak hanya itu, sebanyak 36 imigran Rohingya juga ditemukan di Aceh Timur dalam sebuah truk kuning.

Pada Selasa, 21 November, 219 etnis Rohingya kembali mendarat di wilayah Ujong Kareung, Kota Sabang.

Total pengungsi ini terdiri dari 278 pria dewasa, 341 wanita dewasa, dan 465 anak-anak.


Saat ini, 511 pengungsi ditempatkan sementara di bekas gedung Imigrasi Lhokseumawe, 341 di kamp Mina Raya Padang Tiji, dan 232 di kawasan Kulee Kabupaten Pidie.

Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, telah mengimbau masyarakat Aceh untuk bersabar, karena proses pengaturan masih berlangsung.


"Situasi ini merupakan urusan kemanusiaan, dan untuk penanganan selanjutnya akan berjalan sesuai dengan ketentuan," kata Marzuki.


Di sisi lain, Pejabat UNHCR Indonesia, Munawaratul, menyatakan bahwa koordinasi dengan pihak Pemerintah Pusat, Provinsi Aceh, hingga daerah terkait, sudah berjalan cukup baik.


Kabar penolakan pengungsi Rohingya di Aceh mendapat sorotan dari organisasi HAM internasional seperti Amnesty.

Meski sebelumnya diterima, penolakan ini dianggap mengejutkan. Amnesty meminta Indonesia untuk terus menerima para pengungsi Rohingya, menganggap hal ini sebagai langkah untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia di Asia Tenggara.


Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengatakan bahwa Indonesia bisa menjadi pemimpin di Asia Tenggara dengan menerima pengungsi Rohingya, mengedepankan hak asasi manusia dan mengimplementasikan lima poin konsensus yang diinisiasi Indonesia di pertemuan tingkat tinggi di Asia Tenggara.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll