24 C
id

Hari Kelahiran Laksamana Keumalahayati Diakui UNESCO Sebagai Hari Perayaan Internasional, Cut Putri Ucapkan Terimakasih

Laksamana Keumalahayati
Cut Putri/Foto: Ist

AchehNetwork.com – Hari kelahiran Laksamana Keumalahayati resmi diakui oleh UNESCO sebagai hari perayaan internasional.

Pemberian penghargaan ini disambut dengan sukacita oleh Cut Putri, pemimpin Darud Donya Aceh.

Keumalahayati, yang dikenal sebagai salah satu pahlawan kebanggaan Aceh, kini akan diperingati di seluruh dunia.

"Alhamdulillah, perjuangan untuk menjadikan hari lahir Laksamana Malahayati sebagai perayaan internasional akhirnya tercapai," ujar Cut Putri dengan penuh syukur.

Rakyat Aceh pun turut berbahagia, merayakan pengakuan dunia terhadap salah satu tokoh besar negeri mereka.

Cut Putri juga menyampaikan terima kasih kepada sahabat baik Kerajaan Aceh, seperti Malaysia, Rusia, Thailand, Togo, dan Turki, yang mendukung penuh usulan pengakuan hari kelahiran Laksamana Keumalahayati sebagai perayaan internasional.

 "Kerja keras dan dukungan dari sahabat-sahabat kita ini telah membuahkan hasil yang luar biasa," tambahnya.

Laksamana Keumalahayati, sebagai bagian dari Keluarga Kesultanan Aceh Darussalam, memberikan kontribusi besar terhadap peradaban dunia.

Cut Putri menyatakan bangganya atas peran penting Keumalahayati dalam menginspirasi perempuan Aceh untuk berdiri kuat, berkarir, dan membela kehormatan negeri, mencerminkan semangat kesetaraan gender.

Dalam sejarahnya, Laksamana Keumalahayati lahir pada tahun 1550 M dari Laksamana Mahmud Syah.

Berkarir di dunia militer, Keumalahayati melawan penjajah Portugis di Malaka dan berhasil mengalahkan Jenderal Cornelis De Houtman.

Keberhasilan ini membuat Aceh menjadi satu-satunya negara yang berhasil membunuh tujuh jenderal besar Belanda, menciptakan kebanggaan dan kekaguman di mata dunia.

"Prestasi Laksamana Malahayati dalam membela negeri Aceh tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menciptakan hubungan diplomatik yang baik antara Aceh dan Belanda," kata Cut Putri. 

Peristiwa penting seperti pertempuran satu lawan satu antara Keumalahayati dan Cornelis De Houtman membentuk dasar kerjasama damai antara kedua negara.

Selain itu, Cut Putri menyoroti peran Keumalahayati dalam menjaga kedaulatan Aceh, khususnya terkait dengan penolakan Portugis atas Kuta Leubok dan Kuta Inong Balee.

Kedua benteng tersebut dijaga ketat oleh Keumalahayati dan menjadi simbol kekuatan dan keteguhan Aceh.

Kisah gemilang Laksamana Keumalahayati, yang kini diakui oleh UNESCO, menjadi inspirasi bagi generasi Aceh dan dunia internasional.

Cut Putri berharap warisan ini akan terus dijaga dan dihargai, mengingatkan kita semua akan peran besar wanita Aceh dalam membentuk sejarah dunia.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll