24 C
id

Jejak Misteri Kuburan Aneuk Manyak: Kisah Pembunuhan di Tanah Geumpang, Aceh

Kubu Aneuk Manyak
Kuburan Aneuk manyak/steemit


AchehNetwork.com - Tanah Geumpang, di Kabupaten Pidie, Aceh, tak hanya menyimpan keindahan alamnya, tetapi juga sebuah misteri kelam yang tersemat di kuburan Aneuk Manyak.


Kuburan yang disebut sebagai kubu Aneuk Manyak (kuburan anak-anak) memuat kisah dua makam. Salah satunya adalah seorang lelaki dewasa dan yang lainnya adalah seorang anak laki-laki berumur 4 tahun.

Keduanya merupakan korban pembunuhan dengan tujuan perampokan, terjadi sekitar tahun 1925, sesuai sumber yang diperoleh.


Di zaman penjajahan Belanda, sekitar tahun 1925, dibangunlah jalan setapak yang menghubungkan kecamatan Geumpang, Pidie dengan kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat.

Jalan ini menjadi saksi bisu perjalanan pejalan kaki, termasuk serdadu Belanda dan pejuang Aceh, yang pada saat itu disebut Muslimin.

Selain sebagai jalur informasi antara Pidie dan Meulaboh, jalan ini juga menjadi pusat perdagangan ternak hewan, khususnya kerbau dari pedalaman Meulaboh yang dipasarkan di daerah Pidie.


Dalam keterhubungan antara Meulaboh dan Pidie, muncul kisah Tgk. Murhaban, seorang lelaki dari Meulaboh.

Pada tahun 1932, ia menikah dengan Maisarah, seorang perempuan Pidie. Namun, setelah Maisarah meninggal ketika anak mereka baru berusia 4 tahun, Tgk. Murhaban memutuskan untuk pulang dan menetap di Meulaboh.

Kisah ini menjadi terang benderang ketika seorang teman mengira-kira kapan Tgk. Murhaban akan berangkat dan menyampaikan informasi tersebut kepada Belanda.


Namun, setelah beberapa hari perjalanan, rombongan Tgk. Murhaban tiba di Geumpang, tepatnya di Gampong Bangkeh.

Mereka menyambangi rumah Geuchik (Kepala Desa) yang saat itu dijabat oleh M. Daud.

Keesokan harinya, mereka diberikan bekal dan melanjutkan perjalanan ke Meulaboh.

Namun, 2 hari kemudian, teman Tgk. Murhaban kembali ke Geumpang dengan kabar bahwa ia tidak dapat melanjutkan perjalanan karena sakit.


Keesokan harinya, serombongan serdadu Belanda dari Meulaboh menuju Pidie tiba di Geumpang. Mereka melaporkan bahwa melihat dua mayat tergeletak di kawasan Neungoh Ukheue Kayee dengan tanda-tanda penganiayaan.

Setelah penyelidikan, mayat tersebut diyakini sebagai Tgk. Murhaban dan anaknya. Mereka dikubur dalam satu lobang oleh beberapa warga yang ditugaskan Geuchik.


Kejadian tersebut membawa duka mendalam dan memunculkan anggapan bahwa kuburan Aneuk Manyak adalah kuburan keramat karena berisi anak-anak yang dianiaya.

Sebuah kisah kelam yang menambah misteri keindahan Tanah Geumpang di Aceh. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari sejarah ini. Amin yarabbal alamin.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll