24 C
id

Pertempuran Epik, Penghancuran Kota Merv oleh Pasukan Jenghis Khan: Pengepungan Terbesar dalam Sejarah Mongol

Kota Merv
Reruntuhan benteng Kiz-Kala, bagian dari Taman Sejarah dan Budaya Merv Kuno (Sumber: britannica.com)


AchehNetwork.com - Pengepungan Merv pada bulan April 1221 adalah puncak dari kekejaman dan kehancuran selama penaklukan Mongol terhadap Kekaisaran Khwarazmian.

Dipenuhi dengan intrik politik, keberanian, dan keputusasaan, peristiwa ini menggambarkan sisi gelap dari ambisi kekaisaran Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan.

Kisah dimulai pada tahun 1219, ketika Jenghis Khan meluncurkan serangan ganasnya terhadap Kekaisaran Khwarazmian yang kuat, dipimpin oleh Shah Muhammad II.

Dengan tekad yang tak tergoyahkan, pasukan Mongol bergerak maju, menaklukkan kota demi kota di Khorasan, menyebarkan ketakutan dan kehancuran di sepanjang perjalanan mereka.

Di tengah gemuruh peperangan, Merv, kota legendaris pembelajaran, perdagangan, dan kebudayaan, menjadi saksi kehancuran di tangan pasukan Mongol yang tak kenal ampun.

Meskipun dipertahankan oleh garnisun berani yang dipimpin oleh gubernur kota yang berani, Merv tidak dapat menghadapi kekuatan yang menggemparkan dari pasukan Mongol yang mengamuk.

Kota Merv
Peta Pengepungan Kota Merv(Wikipedia)

Pengepungan itu sendiri menjadi panggung bagi pertarungan epik antara kekuatan yang bertentangan.

Selama enam hari, Tolui, putra Jenghis Khan, memimpin pasukan Mongol dalam serangan sengit terhadap kota itu. 

Garnisun Merv, meskipun berjuang dengan gigih, tidak dapat menahan serangan itu. 

Namun, ketika kelihatannya semuanya sudah berakhir, keberanian luar biasa dari penduduk setempat membalikkan keadaan, memaksa pasukan Mongol untuk mundur.

Namun, harapan punah ketika, pada hari ketujuh, gubernur kota menyerah kepada Tolui, percaya akan jaminan keselamatan bagi penduduknya.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya adalah tragedi besar. Tolui dan pasukannya, dalam tindakan pembalasan kejam, membantai hampir semua orang yang menyerah.

Dalam pembantaian yang melampaui batas kemanusiaan, kota Merv ditinggalkan menjadi kuburan besar.

Angka korban melonjak ke angka yang tak terbayangkan. Berbagai laporan menyebutkan jumlah korban antara 700.000 hingga lebih dari 1.300.000 jiwa, menjadikannya sebagai salah satu perebutan kota paling berdarah dalam sejarah manusia.

Namun, tragedi ini hanya awal dari serangkaian peristiwa yang mengubah nasib Kekaisaran Khwarazmian.

Serangan balasan yang dipimpin oleh Jalal ad-Din menciptakan kekacauan di antara pasukan Mongol, memicu pemberontakan di seluruh kekaisaran.

Kemenangan beruntun yang diraih Jalal al-Din menginspirasi perlawanan, sementara Merv, meskipun hancur, tetap menjadi simbol keberanian dan perlawanan.

Meskipun Merv mencoba bangkit dari puing-puingnya, akibat dari penaklukan Mongol terus bergema selama bertahun-tahun.

Kota ini, yang dulu gemerlap dengan kehidupan dan kebudayaan, menjadi bayangan dari masa kejayaannya. 

Meskipun demikian, kisah Merv tetap hidup sebagai peringatan akan kekejaman manusia dan tekad yang tak tergoyahkan dalam menghadapi kekuatan yang menghancurkan.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll