24 C
id

Perjuangan Tak Pernah Pudar: Kisah Cut Nyak Dhien, Pahlawan Wanita Aceh yang Dikhianati dan Tetap Berjuang

Cut Nyak Dhien
Kisah Cut Nyak Dien, Pahlawan Wanita Aceh yang Dikhianati dan Tetap Berjuang (Foto: Kemendikbud RI)


AchehNetwork.com - Pada masa pendudukan Belanda di tanah Indonesia, gemuruh perlawanan terhadap penjajahan tak pernah reda.

Salah satu sosok yang bersinar dalam riwayat perjuangan adalah Cut Nyak Dien, pahlawan wanita asal Aceh, yang bersama suaminya, Teuku Umar, tak kenal lelah melawan Belanda.


Meski usianya telah senja dan kesehatannya merosot, Cut Nyak Dien tetap bertekad melawan penjajahan Belanda.

Kisah tragisnya terungkap dalam video menarik di kanal YouTube Kodelisme, menceritakan asal muasal pengkhianatan yang menyedihkan oleh seorang anak buah bernama Pang Laot.


"Dalam ketidakmudaan dan sakit-sakitan, Cut Nyak Dien gigih melawan Belanda," ujar narator.


Ketika Pang Laot, anak buah setianya, melihat kondisi pemimpinnya yang sudah tak mampu lagi berperang di hutan, rasa iba menghampiri hatinya. Inisiatif diambil dengan membocorkan keberadaan Cut Nyak Dien kepada Belanda.


"Pang Laot memutuskan untuk menghadap Belanda dan menginformasikan di mana Cut Nyak Dien bersembunyi," jelas narator.


Meskipun memberi informasi tentang pemimpinnya, Pang Laot memiliki satu permintaan kepada Belanda yang mencengangkan.

Ia memohon agar Cut Nyak Dien tidak diperlakukan dengan hormat dan mendapat perawatan terbaik karena usianya yang sudah lanjut dan kesehatannya yang menurun.


"Pang Laot mengharapkan agar pemimpinnya diperlakukan tidak dengan hormat, tetapi juga diberikan perawatan terbaik karena usianya yang sudah lanjut," narator melanjutkan.


Namun, rasa iba Pang Laot hanya menyebabkan penderitaan Cut Nyak Dien semakin mendalam. Ia merasa dikhianati oleh orang dekatnya sendiri.

Gelar pengkhianat pun dilekatkan pada Pang Laot oleh seluruh anak buah pejuang asal Aceh.


"Saar ditangkap Belanda, Cut Nyak Dien marah besar dan menganggap Pang Laot sebagai pengkhianat," kata narator.


Meskipun tak dihukum mati, Cut Nyak Dien ditangkap dan diasingkan, sesuai dengan permintaan Pang Laot.

Berbeda dengan dugaan, pihak Belanda disebut memberikan perlakuan yang baik kepada Cut Nyak Dien selama di pengasingan.


"Cut Nyak Dien diasingkan ke Sumedang dan meninggal pada 6 November 1908, pada usia 60 tahun," ungkap narator.


Di tengah pengasingan, Cut Nyak Dien tetap menunjukkan keteguhan hati. Ia sibuk mengajar ilmu agama Islam kepada anak-anak di Sumedang, Jawa Barat, meninggalkan warisan perjuangan yang tetap hidup dalam ingatan kita hingga hari ini.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll