24 C
id

Fakta Sejarah Bayt Al Ḥikmah: Memelihara Warisan Kekayaan Ilmu dan Kebijaksanaan Islam

Bait Al Hikmah
Ilustrasi Lukisan Bayt Al Hikmah (Net)


AchehNetwork.com - Dinasti Abbasiyah, puncak kejayaan Islam pada masa lalu, menorehkan tanda keberhasilannya dalam bentuk Bayt Al Ḥikmah, perpustakaan terbesar dalam sejarah Islam.

Selama masa keemasannya, Islam menjadi pusat pembelajaran, dengan kerajaan yang kuat, jumlah pemeluk yang melimpah, dan ilmuwan dengan pengetahuan yang mendalam.



1. Kejayaan di Tangan Khalifah Al-Ma'mun


Masa kejayaan ini mencapai puncaknya pada pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun, yang memerintah antara tahun 813-833 M.

Di bawah kepemimpinannya, terbitlah Bayt Al Ḥikmah atau "House of Wisdom," sebuah perpustakaan monumental yang menjadi simbol kearifan dan pengetahuan Islam.



2. Koleksi Buku yang Megah


Bayt Al Ḥikmah mengesankan dunia dengan koleksi bukunya yang luar biasa. Lebih dari 601.000 volume buku ditempatkan di perpustakaan ini, termasuk 2.400 mushaf Al-Qur'an.

Tidak hanya menyimpan buku-buku ilmiah, tetapi Bayt Al Ḥikmah juga memiliki balai pengamatan astronomi, lembaga penerjemahan, tempat penyalinan manuskrip, dan lembaga penelitian ilmu pengetahuan.



3. Pusat Terjemahan Terbesar


Bayt Al Ḥikmah menjadi pusat pencapaian besar dalam penerjemahan karya-karya berbahasa asing ke dalam bahasa Arab.

Dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun, perpustakaan ini melahirkan banyak buku terjemahan, khususnya dari bahasa Yunani dan Parsi ke bahasa Arab.

Upaya ini diarahkan untuk memastikan pengetahuan ilmiah dapat diakses oleh masyarakat Islam tanpa keterbatasan bahasa.



4. Penerjemah dan Penghargaan


Khalifah Al-Ma'mun mendukung gerakan penerjemahan dengan memberikan upah kepada para penerjemah.

Tokoh-tokoh seperti Al-Masajuwaih, Al-Baktisyu', dan Al-Hunain Ishak, yang pada saat itu seorang Kristen, menjadi tokoh utama dalam melahirkan banyak buku terjemahan.

Penerjemah juga mendapatkan penghargaan dalam bentuk gaji, seperti yang dialami Hunai Ishak, yang menerima upah emas seberat buku-buku yang ia terjemahkan.



5. Kontribusi Rakyat Jelata


Tidak hanya kalangan intelektual, rakyat jelata juga turut serta dalam gerakan penerjemahan di Bayt Al Ḥikmah.

Contohnya, Musa Syakir Al-Munajjim dan keluarganya yang membayar para penerjemah sebagai bentuk dukungan terhadap penyebaran ilmu.



Kesimpulan: Menghidupkan Warisan Ilmu


Bayt Al Ḥikmah, dalam kegemilangan masa lalu, bukan hanya menjadi perpustakaan terbesar dalam sejarah Islam tetapi juga simbol penting dalam melestarikan dan memperkaya warisan ilmu pengetahuan.

Momen kejayaan ini mengingatkan kita pada kontribusi luar biasa Islam dalam membawa cahaya ilmu ke dunia.

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll