Mubadala Energy Temukan Gas Besar di South Andaman Perairan Aceh, Menandai Kemajuan Signifikan di Sektor Energi
 |
| Peta menujukan lokasi penemuan gas (Foto: petrominer.com) |
AchehNetwork.com - SKK Migas dan Mubadala Energy baru-baru ini mengumumkan penemuan gas yang sangat signifikan dari sumur eksplorasi Layaran-1 di Wilayah Kerja South Andaman, sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara.
Penemuan ini, dengan potensi lebih dari 6 triliun kaki kubik (TCF) gas-in-place, menandakan perkembangan yang sangat penting dalam sektor energi di Asia Tenggara.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, menyatakan apresiasinya terhadap penemuan gas besar di South Andaman yang dioperasikan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy.
"Atas nama SKK Migas, saya menyampaikan terima kasih atas kerja keras dan dedikasi yang kuat yang ditunjukkan oleh Mubadala Energy dalam melakukan pengeboran di laut dalam.
Serta saya sampaikan selamat atas keberhasilan Mubadala Energy yang telah berhasil menemukan cadangan gas dalam jumlah besar," ujar Dwi pada Selasa (19/12).
Sebagai operator KKS Gross Split South Andaman, Mubadala Energy, perusahaan energi asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, memiliki 80 persen kepemilikan di Andaman Selatan, menjadikannya pemegang areal bersih terbesar di wilayah tersebut.
Penemuan gas di Layaran-1 akan mendukung strategi perusahaan yang berbasis gas, mengurangi risiko sumber daya gas prospektif di wilayah tersebut, dan memberikan dasar bagi pertumbuhan organik di masa depan serta aktivitas pengeboran eksplorasi tambahan pada tahun 2024.
Sumur Layaran-1 merupakan sumur dalam pertama yang dioperasikan dan dibor hingga kedalaman 4.208 meter pada kedalaman air laut 1.207 meter.
Di dalam sumur tersebut, ditemukan kolom gas yang luas dengan ketebalan lebih dari 230 meter di reservoir Oligocene sandstone. Akuisisi data lengkap, termasuk wireline, coring, sampling, dan production test (DST) telah dilakukan.
Sumur ini berhasil mengalirkan kualitas gas yang sangat baik dengan kapasitas 30 juta kaki kubik standar per hari (mmscf/d).
Penemuan ini sejalan dengan target Pemerintah Indonesia untuk mencapai produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari (BOEPD) dan gas bumi sebesar 12 miliar kaki kubik standar per hari (BSCFD) pada tahun 2030.
Menurut laporan dari Mubadala Energy (South Andaman) Rsc. Ltd., temuan sumur Layaran-1 memiliki potensi mencapai 6 triliun kaki kubik gas-in-place, yang bisa melebihi penemuan di sumur Geng North-1, cekungan Kutai, dan masuk ke dalam tiga besar dunia.
SKK Migas akan melakukan evaluasi dan kajian lebih lanjut terkait laporan ini.
Penemuan besar di South Andaman ini menjadi kabar gembira menjelang akhir tahun 2023. Industri hulu migas Indonesia mencatat sejarah baru dengan dua penemuan besar dunia dalam tahun yang sama. Hal ini menunjukkan keberhasilan kegiatan eksplorasi yang menjadi fokus utama industri hulu migas di 2023 dan akan terus dilanjutkan di tahun 2024.
Penemuan gas ini diharapkan akan meningkatkan daya saing industri hulu migas Indonesia dan mendorong peningkatan investasi di masa mendatang.
Dwi menyampaikan optimisme bahwa perusahaan migas global, International Oil Company (IOC), akan kembali menempatkan Indonesia sebagai portofolio investasinya. "Giant discovery secara beruntun mudah-mudahan menjadi game changer industri hulu migas nasional," ujar Dwi.
Mansoor Mohammed Al Hamed, CEO Mubadala Energy, menekankan bahwa penemuan ini tidak hanya merupakan kemajuan signifikan bagi Mubadala Energy tetapi juga merupakan tonggak sejarah bagi ketahanan energi Indonesia.
Dia menyatakan rasa bangganya telah mencapai pencapaian ini dengan memanfaatkan kemampuan teknis dan operasional kelas dunianya.
"Penemuan baru yang terkonfirmasi ini merupakan keberhasilan kedua berturut-turut bagi Mubadala Energy di wilayah Andaman, setelah kesuksesan Timpan-1 di WK Andaman II. Penemuan-penemuan ini menambah volume kontingen material dan memberikan landasan bagi pertumbuhan berkelanjutan Mubadala Energy di wilayah tersebut," ungkap Mansoor.(*)
