24 C
id

Pesona Kecantikan 6 Rumah Adat yang Membanggakan dari Berbagai Etnik yang Ada di Aceh

Rumah Adat Aceh
Rumah adat Aceh/Foto: PUPR

AchehNetwork.com - Aceh, sebuah provinsi yang terletak di ujung paling barat Indonesia, mempesona dengan kekayaan sumberdaya alamnya yang melimpah. 


Namun, pesona Aceh tidak hanya terletak pada kekayaan alamnya, melainkan juga pada keberagaman budaya dan etnik yang menggambarkan identitas Aceh yang kaya akan warisan adat budaya lokal.


Daya tarik utama dari keberagaman budaya Aceh adalah kentalnya pengaruh Islam dalam kehidupan sehari-hari. 


Masyarakat Aceh dari berbagai etnik sangat memegang teguh hukum dan norma-norma agama dalam menjalani kehidupan mereka.


Uniknya, Aceh menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan hukum syariah Islam secara resmi, selain hukum negara.


Dalam konteks keberagaman etnik di Aceh, setiap kelompok etnik memiliki identitas khasnya sendiri.


Salah satu wujud kekayaan budaya ini terlihat dalam bentuk rumah adat yang dimiliki oleh setiap etnik.


AchehNetwork.com kali ini akan menggali lebih dalam mengenai nama-nama rumah adat yang dimiliki oleh berbagai etnik di Aceh.


Informasi ini dihimpun dari berbagai sumber untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif.



Mari kita simak ulasannya:


1. Rumah Adat Aceh: Krông Padé

Rumah adat Aceh
Rumah adat Aceh/Foto: ruparupa

Dengan sebutan Rumoh Aceh, rumah adat etnik Aceh, atau lebih spesifik Krong Pade, memperlihatkan kekayaan budaya suku Aceh di Pulau Sumatera.


Rumah ini mengusung desain panggung yang tinggi, mencapai 2,5 hingga 3 meter, dan terbagi dalam tiga bagian utama.


Ketinggian panggung Rumoh Aceh menciptakan ruang yang disebut rambat atau ruang utama, menjadi pusat kehidupan di dalamnya.


Struktur dan jumlah ruangan dalam rumah ini bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.


Panjang rumah dan jumlah tiang penyangganya dipengaruhi oleh jumlah ruangan yang dimiliki.


Sebagai contoh, sebuah Rumoh dengan tiga ruang memerlukan setidaknya 16 tiang sebagai penyangga, sementara Rumoh dengan lima ruang memerlukan 24 tiang.


Keunikan desain dan konstruksi Rumoh Aceh mencerminkan kearifan lokal suku Aceh dalam menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.



2. Rumah Adat Gayo: Umah Pitu Ruang

Rumah Adat Aceh
Rumah adat Gayo/Foto: shutterstock via kompas.com

Rumah adat Gayo yang dikenal sebagai "Umah Pitu Ruang" mempesona dengan keunikan arsitekturnya yang sarat nilai budaya.


Nama tersebut, yang bermakna tujuh ruangan, mencerminkan struktur rumah ini yang menyajikan tujuh ruang yang khas.


Arsitektur Rumah adat Gayo menampilkan dinding kayu yang kokoh dan atap berbentuk limas, memberikan sentuhan khas pada desainnya.


Keindahan seni peradaban Gayo tercermin dalam hiasan ukiran yang memperindah rumah ini, menambahkan elemen estetika yang memikat.



3. Rumah Adat Alas

Rumah adat Aceh
Rumah adat suku Alas/Foto: ubaiselian.blogspot.com

Arsitektur Rumah Adat Alas Aceh Tenggara menampilkan keindahan hunian masyarakat suku Alas yang menetap di wilayah kabupaten Aceh Tenggara.


Secara umum, rumah adat Alas memiliki kesamaan dengan rumah adat Aceh lainnya, yakni rumah panggung yang dibangun dari kayu dan berdiri kokoh di sekitar perkarangan masyarakat suku Alas.


Ciri khas Rumah adat Alas tergambar pada ornamen yang mempercantik dinding luar rumah, dikenal sebagai "mesikhat." 


Ornamen ini bukan hanya sekadar dekoratif, melainkan menjadi bagian integral dari kebudayaan dengan mengusung nilai-nilai kearifan lokal yang mewakili identitas pemiliknya.


Salah satu ornamen unik yang melekat di rumah adat Aceh Tenggara adalah motif "mesikhat," menciptakan keberagaman dan keunikan dalam warisan budaya Suku Alas di wilayah tersebut.



5. Rumah Adat Suku Kluet

Rumah adat Aceh
Rumah adat Suku Kluet/Foto: via facebook

Rumah Rungko, rumah tradisional yang dihuni oleh suku bangsa Kluet, memikat dengan ruang yang luas, cukup untuk menampung beberapa keluarga atau satu keluarga besar.


Desainnya tetap konsisten, terdiri dari serambi huluan, anjung nyulu, rambat, ruang tengah, dapur, dan anjung nyahei.


Rumah Rungko umumnya menghadap ke Utara, dengan rambat dan dapur yang menyatu di sebelah timur dan bersambung dengan anjung nyahei di sebelah selatan. 


Anjung nyulu berada di utara, sedangkan serambih huluan berada di barat. Serambih, pintu, dan tangga terletak di utara bagian tengah, membentuk ruang tengah yang juga dikenal sebagai batang rumah.


Serambi berfungsi sebagai pelataran jalan masuk dengan pintu dan tangga yang strategis.

Dari serambi, seseorang dapat memasuki rambat ke arah timur, merupakan ruang keluarga dan tempat berkumpul untuk berbagai kegiatan sehari-hari, seperti makan, berbincang-bincang, musyawarah, mengaji bersama, dan lainnya.


Rambat ini langsung terhubung dengan dapur, tempat di mana persiapan makanan dilakukan.

Keindahan dan kepraktisan desain Rumah Rungko mencerminkan gaya hidup dan kearifan lokal suku Kluet.



5. Rumah Adat Singkil

Rumah adat Aceh
Rumah adat Singkil/Foto: Pinterest


Rumah adat Aceh Singkil yang megah, berdiri gagah di Kampung Pasar, Singkil, kini resmi memikat hati dengan sebutan Sapo Belen Sinanggel.


Pemberian nama ini bukan sembarangan, melainkan hasil keputusan bijak dari puluhan imeum mukim, tokoh adat, ulama, dan cendekiawan.


Semua kesepakatan ini lahir dari dialog interaktif yang digelar oleh Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Aceh Singkil, di pelataran rumah adat yang menawan tersebut.


"Sapo Belen Sinanggel" mengandung makna yang dalam, berasal dari bahasa Kampong Singkil, suku di Aceh Singkil. 


Nama tersebut merujuk pada sebuah rumah besar yang menjadi tempat berkumpul untuk bermusyawarah.


Rumah adat Sapo Belen Sinanggel, yang merupakan rumah adat pertama di Kabupaten Aceh Singkil, bukan hanya sekadar bangunan megah.


Ia menjadi jejak profil adat budaya yang membanggakan bagi masyarakat Aceh Singkil. Dengan kehadirannya, Sapo Belen Sinanggel menjadi saksi bisu kekayaan warisan budaya yang dilestarikan oleh pemerintah setempat.



6. Rumah Adat Tamiang

Rumah adat Aceh
Rumah adat Tamiang/Foto: indeks Media

Rumah Adat Aceh Tamiang mengundang decak kagum dengan desainnya yang khas. Berbentuk panggung bertiang empat segi, rumah ini memiliki rumah induk dengan 9 atau 12 tiang, menciptakan struktur yang megah dan kokoh.


Arsitektur tradisional masyarakat Aceh Tamiang, meskipun mirip dengan rumah tradisional masyarakat Melayu di Sumatera Utara, memiliki sentuhan unik yang membedakannya.


Dengan karakteristik seperti rumah panggung, bubungan yang melengkung sedikit di tengah, dan dapur terpisah dengan bubungan agak rendah, rumah adat ini menghadirkan pesona tradisional yang otentik.


Tinggi rumah induk yang sekerunjong atau bertangga tujuh tengkah memberikan dimensi yang mencengangkan.


Serambi muka dan dapur, meskipun memiliki tinggi yang hampir sama, menambah keeksotisan desain.


Orientasi rumah yang diusahakan menghadap ke Barat atau sungai menunjukkan kepatuhan terhadap pemali (tabu) suku Tamiang.


Ukiran dan lukisan pada rumah ini tidak sembarangan, hanya ditempatkan pada penahan angin dan papan pembatas antara serambi dan rumah induk.

Motifnya terinspirasi dari daun-daun kayu, bunga, atau akar-akaran yang merambat, menciptakan keindahan simetris yang dikenal sebagai "awan berarak".


Rumah Adat Aceh Tamiang juga mengakomodasi kebutuhan sehari-hari dengan menyediakan lesung di bawahnya, tempat para dara menumbuk padi. 

Keseluruhan desain rumah ini bukan hanya menawarkan keanggunan visual, tetapi juga mengandung nilai-nilai tradisional dan fungsional yang menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Aceh Tamiang.



Itu adalah sebagian kecil dari kekayaan Rumah Adat yang dimiliki oleh berbagai etnik di Aceh, sebuah wilayah yang kaya akan warisan budaya yang memukau.


Meskipun tak semuanya dapat kami sebutkan, sebagian etnik, seperti sub Suku Aneuk Jamee, mereka telah diwakili oleh Rumah Adat Aceh. 

Tak ketinggalan, Rumah Adat dari sub Suku di Simeulue pun tidak kami sebutkan, karena minimnya informasi, pastinya juga menggambarkan pesona dan keunikannya.


Kami sadar bahwa informasi yang kami sampaikan mungkin belum lengkap, dan mungkin terdapat kesalahan.

Oleh karena itu, kami mengundang Anda untuk berpartisipasi dengan memberikan koreksi dan tambahan informasi yang Anda miliki.


Jangan ragu untuk berbagi artikel Anda dengan redaksi AchehNetwork.com, sehingga pengetahuan tentang keberagaman budaya di Provinsi Aceh dapat terus berkembang dan dinikmati oleh semua.(*)



ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll