24 C
id

Perspektif Persepsi Rakyat Timor Leste Terhadap Indonesia Sebagai Negara Penjajah: Konteks Historis

Timor Leste dijajah
Timor Leste/


AchehNetwork.com - Dalam sebuah episode program Mata Najwa yang berjudul "20 Tahun Timor Leste: Cerita Setelah Merdeka," pemuda-pemudi Timor Leste dengan tegas menyebut Indonesia sebagai negara penjajah.

Namun, bagaimana kita bisa memahami pandangan mereka ini dalam konteks historis yang lebih luas?

Timor Leste, yang sebelumnya dikenal sebagai Timor Portugis, merupakan wilayah jajahan Portugal, bukan Belanda, seperti halnya wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Hal ini didasarkan pada Perjanjian Lisbon tanggal 20 April 1859 antara Portugal dan Belanda, yang mengatur batas-batas wilayah koloni mereka di Hindia Belanda dan Timor Portugis.

Sebagai akibatnya, ketika Indonesia merdeka dan membentuk pemerintahan pada tahun 1945, Timor Portugis tidak dimasukkan ke dalam delapan provinsi pertama yang merupakan bagian dari wilayah Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa secara historis, Timor Leste tidak memiliki keterkaitan kolonial langsung dengan Indonesia.

Namun, pada tahun 1975, Orde Baru Indonesia secara militer menduduki Timor Leste.

Salah satu alasan yang menjadi dasar untuk intervensi ini adalah ketakutan terhadap penyebaran komunisme, terutama setelah jatuhnya rezim Estado Novo yang berhaluan antikomunis di Portugal melalui Revolusi Anyelir pada April 1974.

Dalam konteks ini, Fretilin, yang merupakan kelompok pro-kemerdekaan Timor Leste yang berhaluan Marxis, mengambil alih kekuasaan.

Namun, pesaing mereka, seperti UDT dan APODETI, yang mendukung integrasi dengan Indonesia, juga aktif.

Ketika Portugal menarik mundur pasukan dan administrasinya dari Timor Leste pada November 1975, kekosongan kekuasaan itu dimanfaatkan oleh Fretilin untuk mendeklarasikan kemerdekaan Timor Leste.

Namun, deklarasi ini tidak diakui oleh Indonesia, yang mendukung deklarasi integrasi yang dibuat oleh UDT dan APODETI di Balibo, yang sebenarnya dibuat di Bali.

Intervensi militer Indonesia di Timor Leste mendapat sedikit perlawanan dari dunia internasional, terutama karena dukungan dari Amerika Serikat yang khawatir akan penyebaran komunisme di wilayah itu. 

Meskipun PBB menentang campur tangan Indonesia, tetapi tidak dapat menghentikan serangan itu, karena dukungan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Kekerasan dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh militer Indonesia selama penjajahan di Timor Leste menjadi sorotan dunia setelah Tragedi Santa Cruz pada November 1991.

 Solidaritas internasional terhadap kemerdekaan Timor Leste semakin kuat, dan akhirnya referendum pada tahun 1999 menunjukkan mayoritas rakyat Timor Leste ingin merdeka dari Indonesia.

Pada tahun 2002, Timor Leste akhirnya mendapat pengakuan sebagai negara merdeka.

Meskipun demikian, beberapa tokoh di Timor Leste mengakui bahwa meskipun ada kekerasan selama masa pendudukan Indonesia, ada juga kontribusi positif dalam pembangunan dan infrastruktur dari pemerintahan Orde Baru.

Namun demikian, pandangan tentang masa lalu tidak dapat mengubah fakta sejarah tentang penjajahan dan konflik yang terjadi.

Begitu juga, seperti halnya perayaan kemerdekaan di Indonesia, di mana meskipun kita menikmati warisan infrastruktur kolonial Belanda, kita juga tidak melupakan masa penjajahan yang telah terjadi.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll