Badai Matahari Menerjang Bumi, Mengancam Atmosfer Perlindungan Manusia

AchehNetwork.com - Pada tanggal 23 Maret 2024, Bumi diserang secara beruntun oleh badai Matahari yang mengancam untuk melemahkan lapisan atmosfer yang melindungi manusia. 

Kejadian ini terjadi ketika Matahari melemparkan jilatan api kelas X yang sangat kuat, mencapai magnitudo 1,1, mengirimkan dua ledakan simultan dari bintik Matahari AR3614 dan AR3615.

Fenomena ini menghasilkan awan besar plasma dan radiasi yang dikenal sebagai Coronal Mass Ejection (CME), yang memancarkan gelombang kejut ke atmosfer dan pada akhirnya memungkinkan radiasi Matahari menembus lebih dalam ke atmosfer.

Salah satu efek yang terlihat dari badai Matahari ini adalah kemunculan aurora di langit Australia dan Selandia Baru. 

Tak hanya itu, badai Matahari juga menciptakan fenomena langka seperti aurora Steve atau strong thermal emission velocity enhancement (peningkatan kecepatan emisi termal kuat).

Dampak dari peningkatan frekuensi ledakan Matahari ini juga dapat dirasakan pada infrastruktur di darat, risiko jatuhnya satelit ke Bumi, dan peningkatan suhu atmosfer di bagian atas.

Para ahli pun angkat bicara mengenai ledakan besar ini. Mereka menyoroti bahwa fase ini terjadi satu tahun lebih awal dari perkiraan yang telah ditentukan sebelumnya.

Diperkirakan bahwa Gerhana Matahari Total yang akan terjadi pada 8 April 2024 akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi atmosfer yang terdampak. 

Saat gerhana tersebut terjadi, atmosfer luar Matahari mungkin terlihat berapi-api ketika Bulan menutupi permukaannya.

Live Science melaporkan bahwa corona Matahari kemungkinan akan menampilkan keindahan yang luar biasa selama fase total gerhana. 

Jilatan api Matahari juga diprediksi akan terlihat jelas selama peristiwa gerhana tersebut.(*)/