24 C
id

Jejak Suku Manchu, Suku Minoritas yang Meruntuhkan Dinasti Ming: Kehidupan, Budaya, dan Kekuasaan di Tiongkok Timur Laut

Suku Manchu
Orang Manchu/Foto: The Daily China


AchehNetwork.com - Suku Manchu, berasal dari akar Tunguska yang terletak di Tiongkok Timur Laut, telah memainkan peran penting dalam sejarah dan budaya wilayah tersebut. 

Awalnya dikenal sebagai Jurchen, mereka menjadi kelompok etnis terbesar kelima di Tiongkok pada saat ini.


Pada masa Dinasti Jin pada abad ke-12, mereka pertama kali merebut kekuasaan atas Kekaisaran Tiongkok. Kemudian, pada abad ke-17, mereka dikenal dengan nama "Manchu".

Gaya hidup dan kepercayaan suku Manchu mencerminkan keberagaman dan ketahanan budaya mereka. Berbeda dengan suku-suku tetangganya yang lebih sering berpindah tempat, Manchu telah menetap sebagai petani selama berabad-abad. 

Pertanian tradisional mereka meliputi tanaman seperti sorgum, millet, kedelai, dan apel, serta adopsi tanaman Dunia Baru seperti tembakau dan jagung.


Selain sebagai petani, mereka juga memiliki tradisi dalam beternak dan berburu. Mulai dari sapi hingga ulat sutra, Manchu terampil dalam memelihara berbagai jenis hewan. 

Keterampilan berburu mereka, termasuk memanah sambil berkuda dan menggunakan burung pemangsa, merupakan bagian integral dari gaya hidup mereka.


Kepercayaan spiritual suku Manchu juga mencerminkan keragaman budaya mereka. Sebelum Dinasti Qing, mereka praktik perdukunan, dengan dukun mempersembahkan korban kepada roh leluhur dan menyuguhkan tarian untuk penyembuhan. 

Namun, pada masa Qing, pengaruh agama dan kepercayaan Tiongkok yang lebih luas, seperti Konfusianisme dan Buddha Tibet, mempengaruhi budaya dan kepercayaan Manchu.


Peran perempuan dalam masyarakat Manchu juga menarik perhatian. Mereka dianggap setara dengan laki-laki, dan praktik pengikatan kaki yang umum di kalangan suku-suku lain tidak ditemukan di antara mereka. 

Meskipun, seiring waktu, budaya Manchu telah terasimilasi dengan budaya Tiongkok yang lebih luas.


Kekuasaan politik Suku Manchu mencapai puncaknya saat mereka mendirikan Dinasti Qing pada abad ke-17. 

Dengan bergabungnya dengan pemberontak Han Tiongkok, mereka merebut ibu kota Beijing dan mengumumkan kembali Mandat Surga. 

Dinasti Qing memerintah Tiongkok selama lebih dari dua setengah abad, menandai akhir dari monarki dalam sejarah Tiongkok.


Namun, meskipun memiliki warisan sejarah yang kuat, nama "Manchuria" sendiri penuh dengan kontroversi. Sementara nama ini telah diterima secara luas dalam bahasa Inggris, di Tiongkok, istilah "Timur Laut" atau "Tiga Provinsi Timur Laut" lebih umum digunakan. 

Beberapa ahli juga meragukan asal-usul nama "Manchu", dengan beberapa spekulasi sejarah dan asal-usul yang berbeda.


Meskipun demikian, suku Manchu terus menjadi bagian penting dari kehidupan dan budaya di Tiongkok Timur Laut. 

Dengan warisan yang kaya dan beragam, mereka mewakili ketangguhan dan keberagaman budaya di wilayah tersebut.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya