Dalam pertemuan tersebut, Rizal Fahlevi didampingi oleh Sekretaris DPRA, Suhaimi, sedangkan M. Jafar didampingi oleh beberapa kepala SKPA dan perwakilan biro terkait di Sekretariat Daerah Aceh.
M. Jafar menjelaskan bahwa sebelumnya DPRA telah mengusulkan pengiriman tenaga medis ke Turki untuk membantu penanganan darurat pasca gempa, namun usulan tersebut dianggap tidak lagi mendesak mengingat gempa sudah terjadi lebih dari dua bulan yang lalu. Selain itu, proses perizinan dan administrasi lainnya untuk pengiriman tenaga medis juga tidak mudah.
Oleh karena itu, niat untuk membantu korban gempa di Turki direncanakan akan dialihkan dengan membangun sebuah masjid Aceh di negara bekas Kesultanan Utsmaniyah tersebut. Dana yang akan digunakan untuk membangun masjid tersebut nantinya akan berasal dari donasi masyarakat serta berbagai lapisan lainnya di Aceh yang mulai digalang setelah terjadinya gempa di Turki.
Salah satu alasan lain mengapa DPRA dan Pemerintah Aceh ingin membangun masjid Aceh di Turki adalah untuk mengingat sejarah kedekatan emosional yang pernah terjalin antara keduanya. Negara Turki juga diakui telah memberikan bantuan yang sangat besar saat membantu rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca tsunami 2004. Sampai saat ini, bantuan Turki masih mudah ditemukan di Aceh, seperti bantuan perumahan, fasilitas pendidikan, sarana ibadah, dan lain sebagainya.
Rizal Falevi mengatakan bahwa pihaknya sudah memiliki informasi awal terkait calon lokasi pendirian masjid yang disebut berada di daerah yang cukup parah terdampak gempa. Namun, terkait rencana pembangunan masjid ini, Pemerintah Aceh dan DPRA akan terlebih dahulu menyelesaikan persoalan administrasi dengan berkomunikasi dengan kementerian dan pihak terkait di Jakarta.[]