![]() |
Kuliner Sie Reuboh, (Foto: tangkapan layar via Fimela) |
Pada tahap selanjutnya, air rebusan yang keluar dari daging dan gapah dibiarkan mengering dalam belanga selama satu malam. Keesokan harinya, ketika dipanaskan kembali dan gapah yang membalut daging meleleh, cuka enau dicampurkan bersama air dan biarkan sampai mengering hingga dagingnya empuk. Setelah itu, sie reuboh bisa dijadikan santapan dengan cara disayat sebagai lauk dan bertahan hingga berbulan-bulan dengan cara dipanaskan dengan api yang tak terlalu besar dan harus tetap dalam belanga tanah.
Sie reuboh juga dapat diolah menjadi turunan lain, seperti sie goreng (daging goreng) yang mirip dengan rendang, dimasak lemak, kuah asam keu'eueng (asam pedas) khas Aceh, dan juga dapat dijadikan semacam abon. Rasa sie reuboh ditandai dengan wangi cuka yang khas dan pedas bercampur asam yang sulit untuk dilewatkan.
Meskipun sie reuboh kurang dikenal di luar Aceh Besar, kuliner ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Masyarakat Aceh Besar harus mempertahankan dan mempromosikan kuliner ini sebagai bagian dari kekayaan budaya Aceh. Upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan sie reuboh dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mempromosikannya melalui media sosial atau memasarkannya secara online. Dengan cara tersebut, nilai budaya dari sie reuboh dapat tetap terjaga dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia.[]