24 C
id

Kisah Bani Jurhum: Awal Peradaban Makkah dan Pergulatan Kekuasaan

Suku Jurhum
Gambar Ilustrasi/


AchehNetwork.com - Sejarah Bani Jurhum merupakan lembaran penting dalam perjalanan panjang bangsa Arab.

Merambah ribuan tahun ke belakang, khususnya pada konteks sejarah Islam, kelompok etnis ini menempati posisi istimewa.

Allah mengutus nabi-nabi sebagai petunjuk bagi umat manusia, dan Bani Jurhum memiliki peran penting dalam narasi ini.


Dua kelompok besar bangsa Arab, yaitu Arab Ba'idah dan Arab Baqiyah, membentuk peta keberadaan. 

Namun, Arab Ba'idah telah punah, sementara yang lain tetap bertahan. Kelompok ini mencakup suku-suku seperti 'Ad, Tsamud, dan Jurhum Ula, yang memiliki sejarah yang kaya dan penting untuk diketahui oleh umat Muslim.


Makkah, sebagai kota suci umat Islam, menjadi panggung utama dalam sejarah Bani Jurhum.

Kota ini telah ada sejak dua ribu tahun sebelum masehi, dan perannya dalam penyebaran Islam sangat signifikan.

Sejarah dimulai dengan Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS, yang ditinggalkan di lembah tandus atas perintah Allah.


Dalam keadaan tersebut, Siti Hajar dan Ismail mendiami lembah yang tandus itu, dan air zamzam pun muncul sebagai berkah.

Nabi Ibrahim kemudian membantu anaknya membangun Ka'bah. Bani Jurhum, suku dari Yaman, menjadi suku pertama yang menghuni Makkah setelahnya.


Kehadiran Bani Jurhum bukan hanya meramaikan Makkah, tetapi juga membawa perubahan signifikan. 

Mereka tidak hanya menggunakan air zamzam untuk kebutuhan minum, tetapi juga untuk pertanian. Pohon kurma dan tanaman lainnya ditanam, menciptakan transformasi pada lembah tandus tersebut.


Sejarah Bani Jurhum tidak lepas dari peran mereka dalam menjaga dan memimpin Makkah.

Melalui keturunan Nabi Ismail, Bani Jurhum mengemban tanggung jawab menjaga Baitullah al-Haram atau Ka'bah.

Kota suci ini menjadi pusat ibadah umat Islam, dan Bani Jurhum turut mendidik para jamaah haji melalui ajaran tauhid.


Namun, kepemimpinan yang panjang tidak jarang membawa nafsu ingin menguasai.

Bani Jurhum, setelah menjadi penguasa zalim, akhirnya mendapatkan perlawanan dari kabilah lain, terutama Bani Khuza'ah.

Konflik ini mengakibatkan Bani Jurhum harus meninggalkan Makkah.


Puncak dari kepahitan kepemimpinan zalim adalah aksi pemusnahan yang dilakukan oleh Bani Jurhum sebelum meninggalkan kota suci.

Mereka menimbun mata air Zam-zam sebagai tindakan penutupan yang tragis.


Keberanian Bani Khuza'ah dan sekutunya membawa perubahan, dan Makkah jatuh ke tangan mereka. 

Sejarah Bani Jurhum menjadi cermin perjalanan panjang dan dinamika kehidupan suku bangsa Arab, yang tetap relevan hingga saat ini.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll