24 C
id

Hamas Siap Letak Senjata, Gencatan Senjata Dalam Konflik Gaza: Reaksi Berbeda Antara Hamas dan Israel

Hamas
Pasukan Hamas/Foto via Gatra


AchehNetwork.com - Pada Senin (25/3/2024), Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang memerintahkan "gencatan senjata segera" di Jalur Gaza selama dua minggu tersisa bulan suci Ramadan. 

Reaksi terhadap resolusi ini berbeda di antara dua pihak yang terlibat dalam konflik, yaitu gerakan pembebasan Palestina Hamas dan Israel.

Hamas menyambut baik adopsi resolusi tersebut dan menegaskan kesiapannya untuk segera melakukan pertukaran tahanan serta perlunya mencapai gencatan senjata permanen yang melibatkan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza yang terkepung. 

Gerakan tersebut juga menekankan kebutuhan akan kebebasan bergerak bagi warga Palestina dan masuknya bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Gaza.

Sementara itu, Israel merespon dengan kemarahan terhadap Amerika Serikat (AS), yang memilih untuk abstain dalam pemungutan suara resolusi tersebut di Dewan Keamanan PBB. 

Israel membatalkan kunjungan delegasi mereka ke Washington, AS, sebagai bentuk protes.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa keputusan abstain AS telah "menyakiti" upaya Israel dalam konflik Gaza serta upaya mereka untuk membebaskan sandera. 

Meskipun AS mengklaim bahwa keputusan abstain mereka tidak mengubah kebijakan mereka terkait konflik Gaza, tetapi mereka telah menekan Israel dalam beberapa pekan terakhir.

Sebelumnya, AS telah beberapa kali menggunakan hak veto mereka terhadap resolusi DK PBB terkait gencatan senjata di Gaza. 

Meski demikian, pada hari Senin, Netanyahu memutuskan untuk tidak mengirimkan delegasi Israel ke Washington untuk mengikuti rapat dengan pejabat AS.

Namun, Israel tetap ngotot untuk melancarkan serangan darat ke Gaza meskipun ada desakan untuk menahan diri dari AS. 

Meskipun belum ada perubahan dalam posisi AS terkait konflik Gaza, Israel meminta AS untuk mengirim lebih banyak senjata ke negara itu.

Resolusi dari PBB dan peran AS dalamnya telah menimbulkan kemarahan di kalangan pejabat sayap kanan Israel, yang menganggap abstainnya AS sebagai bukti bahwa AS tidak memprioritaskan kepentingan Israel.(*)

ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Iklan: Lanjut Scroll