24 C
id

Jubir PA: Mualem Belum Tentu Akan Mencalonkan Diri Kembali menjadi Ketua PA

Mualem Belum Tentu Akan Mencalonkan Diri Kembali menjadi Ketua PA
Mualem Belum Tentu Akan Mencalonkan Diri Kembali menjadi Ketua PA (Foto: Humas)
BANDA ACEH - Juru bicara Partai Aceh Nurzahri mengatakan, sejauh ini belum ada yang memastikan akan mencalonkan diri sebagai ketua umum partai dalam rapat umum ketiga Partai Aceh (Mubes). Namun, dia mengatakan setiap orang memiliki hak untuk melamar dan mencalonkan diri.

"Bahkan Mualem -panggilan Muzakkir Manaf- belum mengumumkan pencalonannya," kata Nurzahri seperti yang dikutip dari berita RMOLAceh, Kamis, 23 Februari 2023.

Sesuai aturan dan mekanisme Aturan Dasar/Aturan Rumah Tangg (AD/ART), kata Nurzahri, peserta Mubes langsung mengajukan calon ketua umum. Menurut dia, sejauh ini panitia sudah menerima calon yang melamar sebagai ketua umum. Nurzahri menyebut Partai Aceh tidak menutup pintu bagi pemimpin muda. Karena proses penyembuhan regeneratif dilakukan semaksimal mungkin.

Menurut Nurzahr, kader-kader muda Partai Aceh mengaku meski berbeda tingkat kematangan politik, mereka tidak bisa memimpin Partai Aceh. Karena mereka tidak memiliki kemampuan. Seperti detasemen di Muda Seudang, Inong Balee dan Putroe Aceh. Yang lainnya

"Kami bahkan tidak memiliki kapasitas di tingkat eksekutif daerah," katanya. "Karena kontribusi ke partai belum terlihat, masih dalam proses belajar."

Nurzahri mengakui ada orang-orang berkarakter yang dianggap mampu memimpin Partai Aceh. Misalnya, kata dia, mantan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, mantan walikota atau gubernur, atau politisi yang masih menjabat sebagai pimpinan.

“Tapi apa yang dimiliki Mualem. Baik itu kepribadian atau bakat dan banyak hal lainnya, tidak ada karakter yang bisa menandinginya," kata Nurzahri. Menurut Nurzahr, karakter Mualem tidak unik di partai Aceh. Juga di partai lain tidak ada yang setingkat dengannya. Oleh karena itu, kata Nurzahri, wajar jika banyak tokoh lain yang merasa minder dengan Mualem.

Menurut AD/ART, Nurzahri berharap pertemuan ketiga partai Aceh ini berjalan lancar. Menghasilkan yang terbaik untuk partai Aceh. Menurut Nurzahr, pimpinan partai di Aceh harus bisa menyelesaikan masalah. Cari jalan keluar dari masalah yang ada. Untuk dapat membela orang dan menginspirasi pihak lain.

“Karena selama ini saya menyayangkan partai lain yang belum berhasil mewujudkan demokrasi di partai seperti kami,” ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Muzakir Manaf akan hadir di III mendatang. Musyawarah Besar (Mubes) kembali mencalonkan diri sebagai presiden Partai Aceh (PA) Dewan Pimpinan (DPA) Aceh. Pria yang akrab disapa Mualem itu tetap menjadi calon terkuat PA untuk Ketum, tidak ada calon lain yang diajukan peserta Mubes.

Terkait hal itu, Pengamat hukum dan politik Universitas Syiah Kuala (USK) Saifuddin Bantasyam mengatakan, saat ini tidak ada orang lain yang tepat untuk memimpin PA selain Mualem. Pasalnya, PA merupakan partai yang didirikan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan dikomandoi oleh Mualem.

"Jadi di Angkatan Darat GAM, Muzakir Manaf adalah panglima tertinggi. Tentu saja ketika PA dibentuk, tidak ada orang lain yang lebih cocok untuk memimpin partai selain Mualem," kata Saifuddin Bantasyam kepada kantor berita RMOLAceh. di Banda Aceh pada Rabu 22 Februari 2023. Saifuddin memperkirakan sampai saat ini belum ada tokoh baru karena lahir kembali atau ada yang bukan dari proses regenerasi yang popularitasnya sekuat Mualem. Tentu saja, kalaupun ada yang terbukti mampu memimpin PA, angka itu sudah terkonfirmasi di bawah Mualem.

“Makanya saat ini tidak ada yang berani memperebutkan Ketum PA,” kata Saifuddin.

Saifuddin mengatakan jika melihat sifat atau watak Mualem, jika nanti ada upaya kebangkitan, Mualem pasti tidak akan tergantikan.

“Karakter Mualem tidak tergantikan, atau tidak ada yang berani menggantikannya. Itu hanya akan terjadi jika Mualem mengundurkan diri karena satu dan lain hal,” kata Saifuddin.

Menurut Saifuddin, keputusan Mualem mengangkat dirinya sebagai ketua PA juga dipandang strategis, apalagi pemilu tinggal setahun lagi. Secara khusus, pada pemilihan parlemen tahun 2009, PA menang dan memperoleh banyak suara. Meski PA banyak kehilangan kursi di tingkat DPR Aceh pada Pemilu 2014 dan 2019.

"Jadi mungkin internal PA berpikir bahwa satu-satunya cara untuk mempercayai Mualem adalah dengan mengembalikan suara yang hilang," katanya.

Lebih lanjut Saifuddin menjelaskan, sekitar setahun lalu PA juga mengumumkan Muzakir sebagai bakal calon (bacalo) Gubernur Aceh. Tentu saja, jika PA nantinya bisa mendapatkan jumlah kursi yang sama seperti tahun 2009, PA akan lebih mudah mengangkat Mualem sebagai Gubernur Aceh.[] 


ARTIKEL TERKAIT

Terupdate Lainnya

Tinggalkan Komentar Anda

REKOMENDASI UNTUK ANDA